Senin, 10 Februari 2014

Buku pemberian Ayah

Salam...

     Teringat kembali saat dua tahun yang lalu, ketia Ayah jarang ada disampingku. Sempat kesal karena kebingungan memilih sekolah seorang diri tanpa kedua orang tua. Ini pengalaman mandiri pertama dalam hidupku, karena dulu apapun yang aku lakukan selalu ada mereka disampingku. Saat-saat menunggu Ayah yang tak kunjung menemuiku, saat-saat dimana aku kebingungan bagaimana cara daftar dan apa saja yang harus dibawa?dalam hati menjerit Ya ALLAH apa yang harus aku mulai terlebih dahulu?

        Terlebih ketika Ayah masih belum pulang menemuiku, padahal aku jauh-jauh hari selalu menghubungi nya agar segera pulang. Seragam sekolah putih abu?buku tulis baru?peralatan sekolah lainnya?dan siapa yang mengantarku dihari pertama sekolah?ya tersadar dalam hati aku bicara "mungkin ALLAH pilihkan jalan ini agar aku bisa lebih mandiri, dan harus terbiasa tidak bergantung kepada orang lain khususnya orang tua karena tak selamanya mereka bisa mendapingiku dan dimasa depan nanti akupun akan menjadi orang tua".

        Akhirnya Ayah pulang, malam hari sebelum esoknya aku sekolah.Malam itu aku dengan cerewet menanyakan "mana buku nya yah?kapan mau beli nya?kaka besok awal masuk sekolah?" tanpa aku memikirkan bahwa Ayah baru saja tiba dan pasti lelah selepas perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Aku merasa kecewa malam itu karena Ayah tidak merespon sedikitpun ajakanku untuk membeli buku tulis itu !
dalam hati berbisik "Ayah gapernah peka, nyebelin banget!!!"

        Keesokan harinya, akupun bersiap berangkat sekolah hari pertama tanpa buku baru, hanya beberapa buku kosong yang tak terpakai saat aku sekolah menengah pertama. Dan betapa kecewanya, Ayah tidak mengantarku sama sekali, saat aku bangunpun entah dimana Ayah, iya tidak ada disekitar rumah. Akupun memutuskan untuk berangkat karena tidak mau terlambat saat hari pertama, dan saat aku baru berjalan diantar kake menaiki sepeda motor, tiba-tiba Ayah terlihat mendekat entah membawa apa dilengannya, akupun karena masih merasa kesal tidak menghiraukannya dan memalingkan muka untuk pergi sekolah.

         Air mataku tiba-tiba mengalir saat  memasuki rumah dan melihat begitu banyaknya tumpukan buku serta pralatan lainnya untuk sekolah, dan sebuah catatan kecil :
 "kaka Ayah ngga bisa lama dibandung, maaf Ayah telat beli bukunya Ayah malam cape sekali bukan ngga mau antar kaka ke toko, tadi pagi sebelum kaka bangun Ayah sengaja beli buku cari toko yang sudah buka tapi kaka udah berangkat jadi Ayah simpan di meja saja. Baik-baik disekolah belajar yang benar yah maafin Ayah" 


Ya ALLAH betapa kerasnya usaha Lelaki ini untuk memberikan apa yang anaknya inginkan, tetapi aku?hanya bisa mengeluh tanpa menyadari bahwa seorang Ayah tidak banyak bicara tetapi dibuktikannya langsung.

Ayah, kaka Janji buat selalu jadi kebanggaan Ayah, maafin kaka.
Loveyou Dad,


wasalam...

Jumat, 31 Januari 2014

sweet17 with Ayah

Salam...

             Tepatnya 12.mei.2013 saat dimana datangnya hari istimewa yang membawaku kepada kedewasaan. Ayah tidak pernah lupa akan hari itu. Sebelumnya jauh hari Ayah bertanya kepadaku "ka, tahun sekarang kan 17 tahun udh dewasa yah anaknya Ayah gakerasa. kaka mau kado apa?terus mau ada acara gimana" aku hanya menjawab "kado terindah yang selalu kaka harapkan cuman bisa berkumpul ayah, mamah, kaka, dede. yaa emang ngga mungkin sih, yaudah kaka cuman mau seharian sama Ayah" Ayah pun menjawab "ALLAH gapernah tidur sayang, kaka minta semuanya sama ALLAH, insaALLAH pasti ada jawabannya". telpon pun diakhiri. Seminggu setelah percakapan sini ini Alhamdulillah betapa bahagianya hati ini akhirnya Ayah bisa pulang menemuiku, ternyata memang benar apa kata Ayah mintalah segalanya sama ALLAH, terimakasih ya Rabb.

              Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya aku rayakan dengan syukuran bersama teman-teman sekolahku. Tahun ini aku merasa ingin mulai mengubah kebiasaan itu dengan hanya berdoa dan mengucap syukur kepada ALLAH atas semua karunianya. Tetapi Ayah sesampainya dirumah ia bertanya "tahun sekarang kan 17tahun kaka mau ada acara gimana?boleh undang temen-temen kaya biasa, tapi ini terahiran yah kan kaka sudah besar" aku menjawab "ngga usah Ayah, kaka gamau ada acara apa-apa cukup ada ayah disamping kaka udah seneng banget" Ayah mencoba membujuk "yasudah kalo mau nya begitu, kita kumpul keluarga saja". Acarapun berlanjut sampai akhirnya teman-teman datang tanpa ku ketahui sebelumnya mereka sengaja memberikan kejutan kepadaku, saat itulah Ayah mulai sibuk menanyakan kepadaku seperti ini "kaka kenapa gabilang mau ada temen-temen , katanya ngga akan bikin acara, terus ini gimana kasian kita kan ngga bikin apa-apa" akupun tersenyum dan menjawab "Ayah sudah seperti ibu-ibu yang kebingungan hehe, kaka ngga tau mereka ngga ngabarin dateng yah, yaudah biar seadanya saja" Ayah menjawab "tunggu Ayah cari makanan ringan dulu, eh iya kaka mau beli kue?" aku menjawab "ngga usah Ayah udah cukup semuanya".

              Satu hal yang membuat aku meneteskan air mata saat berkumpul keluarga besar dan makan bersama tiba-tiba ayah menghampiriku selesai ia makan "kaka nih ayah ambilin minum, sini ayah suapin yah" akupun menjawab malu "ngga usah Ayah kaka kan udah 17 tahun masa masih disuapin kaan malu" Ayah menjawab dengan berkaca-kaca "oh iya Ayah lupa, sekarang anak Ayah sudah 17 tahun udah ngga mau disuapin sama Ayah".


             Ayah entah apa yang harus aku katakan kepadamu, Terimakasih atas segalanya terutama dihari itu aku amat bahagia sampai tak dapat ku ungkapkan lagi. ayah TERHEBAT , aku sayang ayah...

Rabu, 29 Januari 2014

Ayah sekuat BAJA

Salam para pembaca...


            Seorang lelaki hebat bagi saya iyalah Ayah, dari waktu kecil sampai dewasa sekarang saya lebih dekat dengan figur ayah dari pada mamah. sampai saat mereka berpisahpun Ayah yang selalu menemani saya. Ayah sebuah panggilan yang bermakna besar bagi saya khususnya tentang Ketegaran nya dalam menjalani hidup. tak pernah sepatah katapun saya mendengar ayah mengeluh tentang pekerjaanya, ataupun saat ia kelelahan ketika datang kerumah karena seharian telah bekerja keras mencari nafkah untuk saya dan adik saya. subhanallah ya Rabb terimakasih atas seorang laki-laki yang tangguh dan bertanggung jawab ini hamba sungguh beruntung memiliki Ayah TERHEBAT seperti ia.





sekian hari ini, semoga besok akan tertulis kisah Ayah TERHEBAT lainnya...
wasalam.
 

This Template Was Found On Elfrida Chania's Blog. Copyrights 2011.